Ferry Liando Sebut Penerbangan Manado – Toraja Adalah Proses Majukan Daerah

oleh -2408 Dilihat

MAESANEWS, MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) membuka penerbangan baru rute Manado – Toraja pada 7 Juli 2025 lalu. Terkait hal tersebut Akademisi Universitas Sam Ratulangi, Dr. Ferry Liando mengatakan bahwa hal tersebut memungkinkan akan menguntungkan kedua daerah, baik Sulut maupun Toraja yang memiliki keunggulan masing-masing sehingga masing-masing daerah saling mempelajari bagaimana keunggulan itu bisa dicapai.

“Untuk membangun suatu daerah sangat dimungkinkan adanya proses studi tiru atau lesson learnt dari keunggulan yang dimiliki masing-masing daerah,” kata Ferry Daud Liando kepada sejumlah wartawan, Jumat (11/07/2025) kemarin.

Dirinya membeberkan bahwa, tidak semua strategi dan keberhasilan di suatu daerah akan bisa diterapkan di daerah lain. Namun setiap kebijakan yang dianggap berhasil di daerah lain dapat juga dipelajari oleh daerah lain, tidak perlu ditiru secara utuh namun perlu dimodifikasi sesuai karakter dan kebutuhan di daerah.

Liando pun menambahkan bahwa salah satu keunggulan Toraja adalah mengembangkan tradisi kebudayaan yang dimiliki daerah menjadi ajang pariwisata internasional.

“Banyak wisatawan mengunjungi daerah itu karena pemerintah daerah berhasil mengembangkan kebudayaan daerah menjadi daya tarik wisatawan,” ujar Liando.

Lanjut, Dirinya menuturkan selama ini belum semua daerah berhasil mengembangkan nilai-nilai kebudayaan menjadi potensi wisata. Menurutnya, dibukanya penerbangan langsung dari Manado ke Toraja membuka peluang Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mempelajari bagaimana pemerintah mengelola sektor pariwisata dari adat istiadat dan kebudayaan setempat agar mendapatkan penghasilan daerah.

“Dengan meningkatnta kunjungan wisatawan di Toraja, membuka peluang Sulut juga akan di untungkan karena telah terbukanya akses perhubungan yang cepat,” jelasnya.

Dijelaskan Liando bahwa, kebiasaan yang dilakukan para wisatawan mancanegara, jika mereka mengunjungi objek wisata di suatu daerah, maka daerah-daerah disekitar juga akan menjadi sasaran. Seperti wisatawan Bali yang sering melanjutkan perjalanan ke Lombok dan sekitarnya.

“Hal itu juga terjadi pada wisatawan yang berkunjung ke Singapura, tidak akan lengkap jika tidak ke Malaysia, Bangkok, Cina dan Taiwan. Wisatawan ke Jerman, biasanya tidak lengkap jika tidak melanjutkan ke Belanda atau Prancis,” terang Liando.

Oleh sebab itu, Liando mendorong Pemprov Sulut untuk lebih aktif membuka ruang kerjasama dengan daerah lain. Karena menurutnya hal tersebut akan bermanfaat saling mempelajari strategi pemerintah dalam membangun daerahnya. Salah satu yang bisa dipelajari adalah tata kelola pemerintahan Daerah Otonomi Baru, salah satu daerah di sana yakni Kabupaten Toraja Utara pernah menempati posisi rangking kedua dari segi kemajuan dan keberhasilan pengelolaan daerah otonomi baru se Indonesia.

“Di Sulut masih banyak daerah hasil pemekaran belum memiliki dampak bagi kesejahteraan masyarakat. Kita jangan malu untuk belajar disana, apalagi dalam waktu dekat sulut akan ketmabahan daerah otonom baru,” pungkasnya.

(Gama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.