MAESANEWS – Bermula sejak merantau ke Kota kecil Salatiga Provinsi Jawa Tengah, seorang gadis asal Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara, Ivana Christy Pombengi, menemukan jalannya menelusuri puncak-puncak dunia. Ketertarikannya terhadap alam muncul secara spontan saat dirinya menempuh studi di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Salatiga, aktivitasnya ketika akhir pekan tak diisi dengan bioskop atau pusat perbelanjaan, melainkan dengan mendaki gunung melihat matahari terbit.
“Gunung pertama yang aku daki itu Andong (1726 masl), ngos-ngosan banget. Tapi sejak itu jadi ketagihan, jatuh cinta dan rutin naik gunung setiap weekend,” tutur Ivana sambil mengenang awal perjalanan pendakiannya, Kamis (24/07/2025).
Ivana Pombengi juga telah menapakkan kakinya di berbagai gunung besar di Indonesia, termasuk Gunung Rinjani pada Agustus 2022, meski saat itu baru pulih dari sakit. Baginya, mendaki bukan sekadar olahraga tetapi soal keyakinan dan keselamatan.
“Seminggu sebelum rinjani, aku sakit Demam dan flu, jadi memang fully rest seminggu itu. Sempat niat buat cancel, tapi sebelum itu aku doa I asked God If I should not do it, show me the sign If I should keep going, gives me a miracle. Kenapa aku doa ? Karna yang namanya naik gunung mau sependek atau setinggi apapun ini menyangkut nyawa, kita gak bakal pernah tau apa yang akan terjadi di atas sana. Dan namanya manusia, egonya tuh gede including me jadi apa-apa tiap aku mau summit sebelum-sementara-sesudah aku selalu doa biar dikasih arahan dan ego ku dibuang jauh2,” ujar Ivana.
Ivana mengungkapkan dirinya beraama beberapa teman lainnya berhasil summit Gunung Rinjani pada 27 Agustus 2022. “It was tough especially for someone who just recovered from sick, but what I did is I take my time slowly on the way to the top. Kalo aku capek aku berhenti napas dlu sedikit jangan smpe halu,” sambungnya.
Saat ini Ivana Pombengi berdomisili di Negara Hongkong, dirinya juga berhasil menaklukkan menjelajahi Pegunungan Himalaya Nepal, gunung yang sejak lama menjadi simbol impian para pendaki dunia.
“Waktu kuliah aku bilang ke diri sendiri, someday I’m gonna step my foot at the Himalaya,” ungkapnya.
Impian tersebut terwujud pada tahun 2024, saat dia terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dirinya memutuskan menggunakan momen tersebut untuk mengejar mimpi, menggunakan tabungan dan pesangon sebagai modal dengan kondisi fisik yang telah ditempa melalui Crossfit sejak 2020, Ivana menjelajahi Nepal selama 1 bulan dan membawanya ke Puncak Himalaya pertama yang dia capai Kyanjin Ri (4773 masl)
Lanjut, pada April 2025 Ivana Pombengi kembali ke Nepal dan menyelesaikan Ekspedisi 13 hari Annapurna Circuit via Thorong La Pass & Tilicho Lake, salah satu jalur paling ekstrem dan intens.
Saat ditanya kenapa selalu kembali ke Nepal. “Its where my heart belongs,” ujarnya singkat sambil tersenyum.
Kepada para pendaki muda Sulut, Ivana menitipkan pesan penuh motivasi. “Sekecil apapun mimpi kalian, itu tetap mimpi. Mulai dari satu langkah kecil kalau mimpi kalian Everest, kerja dari sekarang. Mimpi gak akan datang sendiri harus dijemput, dream and work hard on it result will never betray the process. Aku percaya nantinya akan banyak pendaki-pendaki dari Sulut yang bisa sampai di puncak himalaya siapa tau nanti kita ketemuan di atas bisa ngopi bareng who knows haha,” ujar Ivana.
Baru pulang dari Nepal, gadis kelahiran tahun 1997 ini tengah merancang Ekspedisi Himalaya 3.0. Karena bagi dia, mendaki itu bukan tentang satu tujuan tapi tentang terus melangkah selagi masih bisa bermimpi.
(Redaksi Maesanews)